Jumat, 05 Februari 2016

Kisah nabi Zakaria

Zakaria bin Dan bin Muslim dari keturunan Rahbaam bin Sulaiman. Nabi Zakariaadalah bapak dari Nabi Yahya AS yang lahir setelah ia mencapai usia senja yaitu usia sembilan puluh tahun. Sejak beristeri Hanna, ibu saudaranya Maryam, Nabi Zakaria mendambakan mendapat anak yang akan menjadi pewarisnya kelak. 


Siang dan malam ia tiada henti-hentinya memanjatkan doa dan permohonan kepada Allah SWT agar diberi seorang anak yang akan mampu meneruskan tugasnya memimpin Bangsa Bani Israil. "Kapankah Allah SWT akan memberikan aku seorang putra ?” Pertanyaan tersebut selalu mengusik pikiran Nabi Zakaria AS. Ia khawatir bahwa bila ia telah tiada tanpa meninggalkan seorang anak atau pengganti, kaumnya akan kehilangan pemimpin dan akan kembali kepada cara-cara hidup mereka yang penuh dengan kemaksiatan dan kesalahan, bahkan mungkin mereka akan mengubah syariatNabi Musa AS dengan menambah atau mengurangi isi kitab Taurat semau hati mereka. (Baca Kisah Singkat Kehidupan Nabi Musa AS)

Sebenarnya sejak ia memasuki gerbang pernikahan, Nabi Zakaria AS sudah mendambakan kehadiran seorang anak. Namun sampai memasuki usia senja, keinginan beliau belum juga terpenuhi. Walaupun demikian, Nabi Zakaria AS tidak pernah putus asa untuk selalu meminta dan berdoa kepada Allah. Ia percaya, sekalipun istrinya juga sudah lanjut usia dan seorang wanita mandul, jika Allah menghendaki niscaya mereka akan memiliki anak juga. Selain itu, ia sebagai manusia, ingin pula agar keturunannya tidak terputus dan terus bersambung dari generasi ke generasi.

Nabi Zakaria tiap hari sebagai tugas rutin pergi ke mihrab besar atau tempat shalat untuk melakukan sembahyang serta menjenguk Maryam binti Imran anak iparnya yang diserahkan kepada mihrab oleh ibunya sesuai dengan nazarnya sewaktu ia masih dalam kandungan. Dan memang Zakaria-lah yang ditugaskan oleh para pengurus mihrab untuk mengawasi Maryam sejak ia diserahkan oleh ibunya. Tugas pengawasan atas diri Maryam diterima oleh Nabi Zakaria melalui undian yang dilakukan oleh para pengurus mihrab di kala menerima bayi Maryam yang diserahkan pengawasannya kepadanya itu adalah anak saudara isterinya sendiri yang hingga saat itu belum dikaruniai seorang anak pun oleh Tuhan.

Suatu waktu masuklah Nabi Zakaria AS untuk menemui keponakannya yang masih kecil, Maryamyang selalu menyepi dalam mihrab. Beliau mendapatkan makanan, minuman dan buah-buahan yang lezat terhidang dimeja tempat itu. Nabi Zakaria merasa heran akan hal itu. Sebab, setahunyaMaryam sepanjang waktu selalu bersujud kepada Allah dan tidak seorangpun yang diperbolehkan masuk kecuali Maryam dan dirinya sendiri. Lebih mengherankan lagi buah-buahan yang terhidang itu adalah buah-buahan yang biasanya muncul pada musim panas, sedangkan saat itu adalah musim dingin."Wahai Maryam, dari manakah engkau dapat ini semua ?" Nabi Zakaria bertanya.

Maryam menjawab: "Ini adalah pemberian Allah yang aku dapat tanpa kucari dan aku minta. Di waktu pagi dikala matahari terbit aku mendapatkan rezeki ini sudah berada di depan mataku, demikian pula bila matahari terbenam di waktu senja. Mengapa paman merasa heran dan takjub ? Bukankah Allah berkuasa memberikan rezekinya kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan ?"

Setelah melihat tanda-tanda kebesaran Allah yang ditampakkan pada diri Maryam, semakin besarlah kepercayaan Nabi Zakaria AS untuk memperoleh keturunan. Karena itu dengan sabar beliau tidak henti-hentinya memanjatkan doa untuk memohon keturunan. Dan pada suatu saat, setelah Nabi Zakaria memanjatkan doa, Allah mengutus seorang malaikat untuk menyampaikan kabar gembira kepadanya. “Ya Zakaria” panggil Malaikat itu. "Allah akan memberimu seorang keturunan bernama Yahya dan belum pernah ada manusia bernama Yahya". Setelah ia mendengar penuturan Malaikat itu, bukan main gembiranya hati Nabi Zakaria AS. Namun sebagai manusia biasa ia diliputi keraguan.Aku dan istriku sama-sama orang yang telah lanjut usia dan istriku adalah seorang wanita yang mandul. Bagaimana mungkin aku akan memperoleh seorang putra ?” tanya Zakaria.
 
"Bukankah engkau sebelumnya tidak ada dan Allah menciptakanmu", tegas Malaikat tersebut. “Dan Tuhanlah yang akan menciptakan seorang anak untukmu". Tidak lama kemudian, kehendak Allah SWT akhirnya terbukti. Istri Nabi Zakaria yang sudah tua renta itu hamil. Setelah cukup usia kehamilannya maka lahirlah seorang putra dan di beri nama Yahya sesuai dengan dengan apa yang dikatan oleh Malaikat. (Baca Iman Kepada Malaikat)
 
Kelak dikemudian hari Allah akan memberkahinya dengan menjadikannya seorang Nabi dan Rasul yang dijauhkan dari nafsu kemaksiatan dan menjadi pemimpin yang dihormati kaumnya. (BacaIman Kepada Rasul)

Kisah Zakaria Dalam Al-Quran

Kisah Nabi Zakaria dalam Al-Qur’an ada di dalam Surat Maryam ayat 1 – 15 :
  1. Kaaf Haa Yaa ‘Ain Shaad 
  2. (Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria,
  3. yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.
  4. Ia berkata:”Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo’a kepada Engkau, ya Tuhanku.
  5. dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera,
  6. yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku seorang yang diridhai”.
  7. Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.
  8. Zakaria berkata : “Ya Tuhanku, bagaimana akan ada seorang anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua”.
  9. Allah berfirman :“Demikianlah”. Tuhan berfirman : “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali”.
  10. Zakaria berkata : “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda”. Tuhan berfirman “Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat”.
  11. Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang.
  12. Hai Yahya, ambillah Al-Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak,
  13. dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa,
  14. dan seorang yang berbakti kepada dua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.
  15. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.
Sekian dan semoga Kisah Nabi Zakaria AS menjadi pembelajaran bagi kita semua. Amin !!!

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com.com