Jumat, 05 Februari 2016

Kisah Perang Uhud

Perang uhud. Perang ini merupakan suatu tanda perjuangan Sang Rasul Muhammad SAW beserta kaum muslimin di Madinah dalam berperang melawan kaum kafir Quraisy di Mekkah.
Perang yang pecah pada tanggal 22 Maret 625 Masehi (7 Syawal 3 Hijriah) di latar belakangi kebencian kaum kafir Quraisy terhadap nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya (kaum muslim). Nama Uhud sendiri diambil dari nama sebuah bukit yang berjarak sekitar 4 mil dari masjid Nabawi, Madinah. Jumlah pasukan Islam waktu itu hanya 700 orang, sementara pasukan kafir Quraisy berjumlah 3000 orang. Sebuah perbandingan angka yang sangat-sangat terlampau jauh.
Penyebab Perang Uhud
Selain sebab begitu bencinya kafir Quraisy Mekkah terhadap Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya, ada beberapa hal yang menyebabkan pecahnya Perang Uhud, yaitu :
Dendam Perang Badar. Kaum kafir Quraisy mengalami kekalahan dalam perang itu dan tokoh-tokoh suku mereka pun banyak yang tewas. ‎
Tekad kafir Quraisy buat mengembalikan kehormatan atau pamor mereka yang kalah dalam Perang Badr.
Kafir Quraisy ingin menyelamatkan jalur perdagangan mereke ke negeri Syam dari kaum muslimin, lantaran mereka mengganggap kaum muslim mengganggu aktivitas mereka itu.
Kaum kafir Quraisy ingin menghancurkan dan melenyapkan kaum muslim sebelum nantinya berubah menjadi kekuatan besar dan menghancurkan kaum kafir.
Sebelum perang uhud, Rasulullah mengadakan musyawarah dengan para sahabatnya. Dalam musyawarah tersebut,Rasulullah berpendapat, dan pendapat beliau ini sesuai dengan mimpi yang beliau alami beberapa hari sebelumnya, yaitu : “sebaiknya pasukan muslim melakukan perang defensif dengan bertahan di dalam kota Madinah”.
Tetapi, beberapa sahabat muda yang semangatnya berkobar-kobar seperti Anas bin Nadhar, Na’im bin Malik, Mush’ab bin Umair, Ibnu Jahsy, Abu Dujanah, Sumaira melontarkan pernyataan bahwa “mereka sangat berharap agar pasukan muslim maju ke medan perang”, dengan alasan karena mereka dalam perang badar tidak berkesempatan ikut dan mereka juga menginginkan sahid dalam peperangan ini.
Setelah mendengar keluhan dari beberapa sahabat, Rasulullah pun agak dilema dan ragu karena adanya perbedaan pendapat tersebut. Akhirnya setelah mendengar banyak permintaan agar pasukan muslim maju ke medan laga, kemudian Rasulullah mengaprove dan beliau langsung mengenakan baju besi dan mengambil pedangnya.


Rasulullah Bergerak Menuju Uhud
Setibanya pasukan muslim di Uhud, mereka langsung menempati pos mereka masing-masing sesuai dengan strategi/formasi yang diformat oleh Rasulullah. Pada saat itu pasukan muslim berjumlah 700 orang. Sebenarnya jumlah pasukan muslim ketika keluar dari madinah sejumlah 1000 orang. Namun Abdullah bin Ubay si pembelot dan si gembong kelompok munafik ini menarik dukungannya terhadap pasukan muslim sebanyak 300 orang, kemudian mereka kembali lagi ke madinah dengan alasan pendapatnya tidak di dengar oleh Rasulullah.
Dalam perang ini, panji-panji pasukan muslim dipegang oleh Mush’ab bin Umair, sementara Zubair bin Awwam memimpin pasukan kavaleri dan Hamzah memimpin pasukan infantri. Rasulullah lalu menempatkan regu pemanah di tempat yang sangat strategis yaitu di lereng Gunung Uhud supaya mereka dapat mencegah musuh menyerang pasukan muslim dari belakang.
Adapun sahabat yang ditunjuk untuk memimpin regu pemanah ini adalah Abdullah bin Jubair. Ketika itu Rasulullah juga bersabda kepada Abdullah bin Jubair yang isinya”Panahlah kuda musuh dengan tepat untuk melindungi kami. Mereka tidak akan dapat menyerang kami dari belakang. Meski nanti kami menang atau kalah, tetaplah kau di tempatmu agar kami tidak akan diserang dari arahmu”.
Setelah seluruh pasukan muslim bersiaga, Rasulullah menghunuskan pedangnya dan beliau berseru ”siapakah yang mau menggunakan pedang ini?” Kemudian Abu Dujanah maju seraya menjawab ”saya sanggup menggunakan fungsinya”, Lalu Rasulullah menyerahkan pedangnya kepada Abu Dujanah. Dan ketika itu suasananya sangat dahsyat dan sahdu sekali, karena setiap pasukan muslim menyimpan kerinduan akan akhirat dan menginginkan mati sahid.


Terjadinya Perang


Pada awal peperangan, pasukan muslim berhasil melaksanakan perintah Rasulullah dengan baik dan bahkan Allah meridhoi-Nya. Tahapan tahapan dalam perang Uhud. Dalam hal ini, kita dapat membagi perang uhud menjadi 3 tahapan. Diantaranya:
1. Tahapan Pertama :
- pada tahapan ini, kita dapat melihat keberhasilan yang dicapai pasukan muslim berkat keputusan yang diambil Rasulullah, karena para pahlawan muslim seperti Hamzah, Abu Dujanah dan Abdullah bin Jahsy berhasil membuat pasukan musuh kocar kacir dan carut marut.
- Dan kemenangan pasukan muslim sudah di depan mata. Dan pada tahapan ini juga para wanita quraisy mencegah para lelaki mereka agar tidak meninggalkan medan pertempuran, tapi mereka sudah ketakutan dan tak ada yang berani bertahan.
- Dalam literatur siroh, kita dapati bahwa pasukan muslim ketika itu hanya sebesar 700 orang, padalah saat itu jumlah pasukan musrik mencapai 3000 orang. Berarti jumlah pasukan musrik lebih dari empat kali lipat dari jumlah pasukan muslim(4:1)
- Tapi sayang, ketika kemenangan sudah berada di depan mata. Sebagian dari pasukan muslim melakukan “kekeliruan” dengan mengabaikan perintah yang telah diberikan kepada mereka.
2. Tahapan Kedua :
- Pada tahapan ini, kekalahan pasukan musyrik benar-benar sudah di ambang mata. Seperti ayam kehilangan induknya, para prajurit quraisy tunggang langgang melarikan diri meninggalkan medan perang.
- Dari situlah malapetaka terjadi. Dimana Pasukan pemanah yang melihat sahabatnya mengumpulkan gonimah/harta rampasan perang tergoda untuk melakukan hal yang sama,
- saat itu juga pimpinan regu pemanah Abdullah bin Jubair buru-buru mengingatkan mereka agar mematuhi perintah Raulullah, namum mereka belum memahami perintah Rasulullah dengan baik.
- Akhirnya mereka meninggalkan posisi mereka, walaupun perang belum benar-benar selesai.
3. Tahapan Ketiga :
- Pada tahapan ini, setelah regu pemanah meninggalkan posisi mereka, dan menyebabkan terjadinya celah pada pertahanan kaum muslim.
- Maka keadaan ini sebagai kesempatan emas bagi seorang panglima sehebat Kholid bin Walid yang ketika itu belum masuk islam dan memimpin pasukan musrik.
- Secepat kilat , kholid bin walid ketika melihat kondisi pasukan muslim itu segera mengerahkan pasukannya untuk berputar dan menyerang pasukan muslim dari belakang.
- Beberapa prajurit pemanah muslim yang masih tertinggal di lereng gunung uhud menjadi target utamanya sebelum mereka menyerang prajurit yang berada di medan laga.
- Ketika itu Rasulullah terjebak dalam kepungan pasukan musrik yang kemudian menyebabkan tersiarlah berita tentang tewasnya beliau.
- Tapi beruntung Allah berkenan menyelamatkan Rasulullah dengan adanya beberapa sahabat yang menjadi benteng hidup bagi beliau. Karena ketika itu sabetan pedang para durjana berkelebat, ratusan anak panah deras menghujam seperti hujan, puluhan tombak dilemparkan, semuanya tertuju pada satu titik, Muhammad.
- Tapi tak ada satu pun senjata prajurit musrik yang dapat menyentuh tubuh Rasulullah karena berkat pengorbanan para sahabat yang luar biasa.
- Dalam kesempatan itu Rasulullah memulai menerapkan strategi baru, yaitu Rasulullah memerintahkan para prajurit muslim untuk bergerak ke belakang gunung uhud guna membangun kekuatan baru agar tahapan ketiga dari perang uhud yang nyaris menjadi tragedi itu dapat berakhir dengan kemenangan.


Dari guncangan menjadi kemenangan
Setelah sempat kewalahan pada tahapan ketiga perang uhud. Pasukan muslim akhirnya mampu melakukan perlawanan dan berhasil mengusir pasukan musrik. Sampai-Sampai Abu Sofyan mundur dan kembali ke Mekkah. Dalam hal ini, kita dapat mengetahui bahwa dalam perang uhud pasukan muslim berhasil mengalahkan musuh dua kali, yaitu di awal dan di akhir, sementara “kekalahan” yang diderita pasukan muslim hanya terjadi di tengah perang. Mengapa karena Allah selalu menganugerahkan kemenangan kepada setiap Rasul yang telah diutus-Nya.
Setelah guncangan yang dialami oleh pasukan muslim di uhud, Rasulullah berhasil mengakhiri pertempuran yang kita anggap sebagi kemenangan bagi pasukan muslim. apalagi setelah peperangan uhud, pasukan musrik yang dipimpin Abu Sufyan buru-buru melarikan diri ke Mekkah sementara pasukan muslim bersama Rasulullah kembali ke Madinah dengan tenang.
Kekalahan kaum muslim dalam Perang Uhud sudah digambarkan dalam mimpi Rasulullah sebelumnya. Bahwa beliau bermimpi sedang mengayunkan pedang, lalu pedang itu patah di ujungnya. Kemudian beliau mengayunkannya lagi dan pedang itu kembali utuh, bahkan lebih baik dari sebelumnya.a

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com.com