Ada beberapa pendapat mengenai arti Walisongo. Pertama adalah Wali yang Sembilan, yang menandakan jumlah wali yang ada Sembilan, atau sanga dalam bahasa Jawa. Pendapat lain menyebutkan bahwa kata songo/sanga berasal dari kata tsana yang dalam bahasa Arab berarti mulia. Berikut Nama-Nama Sembilan Wali Penyebar Agama Islam Di Nusantara :
Sunan Gresik Atau Maulana Malik Ibrahim
Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim dianggap pertama kali menyebarkan Agama Islam di tanah Jawa. Ia dimakamkan di Desa Gapurosukolilo kota Gresik, Jawa Timur. Ia merupakan Wali senior di antara para wali sanga lainnya. Daerah yang ditujunya pertama kali ialah desa Sembalo, sekarang adalah daerah Leran, Kecamatan Manyar, yaitu 9 kilometer ke arah utara kota Gresik. Ia lalu mulai menyiarkan agama Islam di tanah Jawa bagian timur, dengan mendirikan Masjid pertama di desa Pasucinan, Manyar.
Sunan Ampel
Dengan nama asli Raden Rahmat menyebarkan Islam di daerah Ampel, Surabaya. Ia disebutkan masih berkerabat dengan salah seorang istri atau selir dari Brawijaya Raja Majapahit. Sunan Ampel umumnya dianggap sebagai sesepuh oleh para wali lainnya. Ia menikah dengan Nya Ageng Manila, putrid Adipati Tuban bernama Arya Teja.
Sunan Bonang
Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465 M dengan Nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Dia adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Bonang adalah sebuah desa di Kabupaten Rembang. Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, dan saat ini makan aslinya berada di desa Bonang. Namun yang sering diziarahi adalah makamnya di kota Tuban. Lokasi makam Sunan Bonang ada dua karena konon ketika beliau meninggal, kabar wafatnya sampai terdengar oleh seorang muridnya yang berasal dari Madura.
Sunan Drajat
Dia juga putra dari Sunan Ampel, nama aslinya adalah Syarifuddin. Dia menyebarkan Islam di daerah Gresik atau Sedayu. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putrid Adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Drajat banyak berdakwah kepada masyarakat kebanyakan ia menekankan kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan kemakmuran masyarakat, sebagai pengalaman dari agama Islam. Pesantren Sunan Drajat dijalankan secara mandiri sebagai wilayah perdikan, bertempat di desa Drajat, kecamatan Paciran, Lamongan. Tembang Macapat pangkur disebutkan sebagai ciptaannya. Gamelan Singomengkok peninggalannya terdapat di Musium Daerah Sunan Drajat, Lamongan. Sunan Drajat diperkirakan wafat pada tahun 1522 M.
Sunan Giri
Sunan Giri adalah nama salah seorang walisongo dan pendiri kerajaan Giri Kedaton, yang berkedudukan di daerah Gresik Jawa Timur. Ia lahir di Blambangan tahun 1442. Sunan Giri memiliki beberapa nama panggilan yaitu Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden ‘Ainul Yaqin dan Joko Samudra. Ia dimakamkan di desa Giri, Kebomas, Gresik. Sunan Giri merupakan buah pernikahan dari Maulana Ishaq, seorang mubaligh Islam di Asia tengah dengan Dewi Sekardadu, putri Menak Sembuyu penguasa wilayah Blambangan pada masa akhir Majapahit. Namun kelahirannya dianggap telah membawa kutukan berupa wabah penyakit di wilayah tersebut. Maka ia dipaksa ayahandanya untuk membuang anak yang baru dilahirkannya itu. Lalu Dewi Sekardadu dengan rela menghanyutkan anaknya itu ke laut atau selat bali sekarang ini.
Sunan Kudus
Nama aslinya adalah Syeikh Ja’far Shodik. Ia menyebarkan ajaran Islam di daerah Kudus. Sebagai seorang wali, Sunan Kudus memiliki peranan yang besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak, yaitu sebagai Panglima perang dan hakim peradilan Negara. Ia banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa dan priyayi Jawa.
Sunan Kalijaga
Nama asliya adalah Raden Mas Syahid atau R. Setya. Ia menyebarkan ajaran Islam di daerah Demak. Ia adalah murid Sunan Bonag. Sunan Kalijaga menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah, antara lain kesenian wayang kulit dan tembang suluk Ilir-ilir dan Gundul-Gundul Pacul umumnya dianggap sebagai hasil karyanya. Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq.
Sunan Muria
Sunan Muria dilahirkan dengan nama Raden Umar Said atau Raden Said. Menurut beberapa riwayat, dia adalah putra dari Sunan Kalijaga yang menikah dengan Dewi Soejinah, putrid Sunan Ngudung. Nama Sunan Muria sendiri diperkirakan berasal dari nama gunung (Gunung Muria) yang terletak di sebelah utara kota Kudus, Jawah Tengah, tempat dia dimakamkan.
Sunan Gunung Jati
Nama aslinya adalah Syarif Hidayatullah. Ia adalah putra Syarif Abdullah putra Nurul Alam putra Syeikh Jamaluddin Akbar. Dari pihak ibu, ia masih keturunan Keraton Pajajaran melalui Nyai Rara Santang, yaitu anak dari Sri Baduga Maharaja. Sunan Gunung Jati mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah dan pemerintahannya, yang sesudahnya kemudian menjadi kesultanan Cirebon.
0 komentar:
Posting Komentar